Selasa, 23 Agustus 2011

Teens of Islam

          Inilah perbincanganku dengan salah satu remaja islam yang juga resah dengan perkembangan remaja islam di zaman modern ini. Anggap saja ia adalah Andi (nama samaran).
          Remaja islam, mereka adalah para pejuang dan penerus islam di masa depan. Tapi kini, mereka hampir terjerumus dalam urusan duniawi. Aku juga seorang remaja muslim. Aku heran, mengapa sebuah grup band bisa merajalela, memporak-porandakan remaja islam hingga mereka terjerumus tanpa mereka sadari. Tak terkecuali 5 teman akrabku di rumah. Aku berharap di bulan Ramadhan ini semuanya berubah. Ternyata tidak. Justru sebaliknya, grup band itu semakin merajalela. Jika aku menasihati temanku, tak mereka pedulikan aku. Tapi, aku ingin tetap menjadi teman mereka. Apapun yang terjadi.
           Andi, ia adalah lelaki yang umurku lebih besar dariku, selisih 1 tahun. Ia suka mengkritik dan berani mengungkapkan pendapatnya. Kami mengobrol secara tidak langsung, melalui jaringan internet. Ia menyampaikan kegelisahannya. Menurutnya, teman-temannya itu terkadang bid'ah, terlalu membanggakan urusan duniawi! terlalu suka mengidolakan seseorang secara berlebihan!. Aku setuju dengannya. Aku mengaku, seseorang boleh saja suka terhadap grup band, tapi tidak berlebihan. Kalau untuk hiburan semata tidak apa-apa. Tapi ini lain, mereka terlalu berlebihan mengidolakan sesuatu. Mengapa Nabi Muhammad saw dibiarkan dan dinomor duakan sebagai idola. Saat aku tanya  mereka menjawab, "Ya, aku sih, tetap mengidolakan Rasulullah, tapi grup band itu, juga aku idolakan". Astagfirullah, Rasulullah mereka samakan dengan sebuah grup band? tak tahukah mereka apa itu arti idola?
          Idola adalah seseorang, yang kita kagumi, dan kita teladani cara hidupnya, lalu kita tiru. Dan seseorang itu hanyalah Rasulullah, yang patut kita jadikan teladan hidup kita. Grup band itu jauh berbeda dengan nabi Muhammad saw. Tidak apa-apa jika mereka mempunyai seorang idola jika seseorang yang mereka idolakan berperilaku baik untuk dicontoh, tapi idola utama tetap nabi Muhammad saw. Yang dikhawatirkan, sikap kagum itu menjerumuskan mereka, sehingga mereka membenci temannya yang tidak sependapat dengan mereka, seperti Andi, ia diejek terus oleh kelima temanku karena berbeda pendapat. Alhamdulillah, aku tidak. Mereka memperlakukanku sebagai teman biasa meskipun aku selalu berusaha untuk menasihati mereka.
           Yang lebih parah, mereka tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai penghibur dan penenang hati, tapi mereka menjadikan musik dan nyanyian cinta sebagai gantinya. Masya Allah. Bagaimana nasib islam jika generasi penerusnya terjerumus dalam lubang kesesatan. Ya Allah, bagaimana nasib generasi islam kelak, generasinya lebih mementingkan dunia, bukan zuhud seperti sahabat-zahabat Rasul, bukakanlah pintu hati para generasi pejuang islam, jangan sampai mereka terjebak dalam lubang yang sudah dibuat oleh setan" do'aku pada Allah.
          So, apa yang bisa kita lakukan? jadikan Al-Qur'an benteng pertahanan, jadikan dzikir pelindung jiwa, jauhkan diri dari sifat duniawi, memperdalam islam, dan meminta perlindungan Allah. Jangan lupa untuk saling menasihati sesama teman. Insya Allah, kita dilindungi Allah dari godaan setan. Belum bisa? berarti kita harus merenung diri dulu jika masih ada kesalahan. Ingat! Jadikan AL-QUR'AN sebagai penghibur dan penenang hati. Tidak untuk selain Al-Qur'an!!!. Tanamkan keyakinan itu dalam diri.
          Lanjut ke perbincangan dengan Andi.
          "Aku tahu, mereka juga masih bersholawat kan, pada Rasulullah, tapi entah Rasulullah tersenyum atau justru menangis karena umatnya bersholawat kepadanya tapi tetap bersekukuh dengan keyakinan mereka yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh beliau. Mereka juga sebenarnya dilarang sama orang tua mereka" lanjutku via internet.
          "Ya, semua orang memang punya jalan masing-masing, kita tetap harus menasihati dalam kebaikan, secara bertahap...." balas Andi.
           "Tapi heran, mereka tetap nekat. Salah satu temanku meminjam hp orang tuanya dengan alasan yang tidak dilarang, tapi sebenarnya hendak diisi koleksi nyanyian, dan Astagfirullah, justru progam untuk membaca Al-Qur'an dihapus, diabaikan, dan lebih mementingkan nyanyian" ujarku gelisah.
          Aku tak akan jera memperingatkan sesamaku, Islam harus tetap jaya! jangan sampai generasi islam zaman modern ini rusak. Mari kita sesama muslim saling memperingatkan satu sama lain. Al-Qur'an tetap penghibur, dan nyanyian tak bermanfaat, NO!!! Idola.... tetap nabi MUHAMMAD SAW.
          Sampai sini saja ceritaku yang penting, jadikan Al-Qur'an benteng pertahanan, jadikan dzikir pelindung jiwa, jauhkan diri dari sifat duniawi, memperdalam islam, dan meminta perlindungan Allah. Jangan lupa untuk saling menasihati sesama teman. Insya Allah, kita dilindungi Allah dari godaan setan. Belum bisa? berarti kita harus merenung diri dulu jika masih ada kesalahan. Ingat! Jadikan AL-QUR'AN sebagai penghibur dan penenang hati. Tidak untuk selain Al-Qur'an!!!. Tanamkan keyakinan itu dalam diri.

(Thanks for Aulia Rafi Rasyid, my friend, of your submission)